Sewajarnya
Pagi ini entah sudah pagi ke berapa kalinnya aku berangkat menuju sekolah bersama nayla. Matahari bulan Desember bersinar dengan teriknya di padukan dengan bersihnya langit biru. Aku dan nayla sudah mengenal satu sama lain sejak SMP karena Nayla merupakan tetangga sahabatku, yang setiap pulang sekolah selalu menghampiri ke kelasku untuk pulang bersama sahabatku bernama lala. Dan tentu saja sifat nayla yang ramah juga lah yang membuatku mengenalnya.
“ta, aku pengen pindah asrama nggak betah aku setiap hari kayak gini, aku nggak suka sama asrama ini!”.ucapnya dengan nada melas sambil tetap melihat kedepan.
“jangan gitu nay, sabar beberapa bulan juga kakak kelas di samping kamar kita udah lulus” ucapku sambil menatap kearah nayla.
“masalahnya bukan itu aja, ya aku emang gk suka aja disini”jawabnya nayla
“ya udah deh terserah kamu”
setelah itu yang ditatap pun tetap memandang kedepan tanpa ada jawaban sedikit pun, dan hanya ada keheninggan diantara kami berdua.
Kami pun ahirnya sudah sampai di sekolah berpagar biru ini, hanya cukup waktu beberapa menit saja untuk tiba di sekolah ini dengan berjalan kaki. Lalu kami masuk menuju ke sekolah dan melewati taman hijau asri dan berjalan menaiki tangga menuju kekelas. Sesampainya didepan kelas kami berdua mencopot sepatu dan menaruhnya dikelas, aku membuka pintu kelas yang berwarna coklat ternyata sudah banyak siswa yang datang. Lalu aku pun menuju bangku ku yang berada tepat di dekat pintu nomor 3 dari depan dan aku duduk disana. Bel pelajaran pun dimulai,pelajaran demi pelajaran pun terlewati dan bel pulang pun terdengar.
“nay, ayok pulanng” ajakku kepada nayla yang duduk diam dibangkunya.
“kamu pulang duluan deh”jawabnya sambil menatap kearahku
“oalah , yaudah deh kamu nanti pulangnya hati hati ya jangan sampai melebihi batas”saranku sambil membereskan buku buku yang ada di meja.
“eh nggak deh aku pulang bareng kamu aja ta” pinta nayla
“ya udah ayok cepetan”jawabku
Setelah selesai kami pun segera pulang menuju asrama dan sesampainya di kamar kami pun segera shulat dzuhur berjama’ah lalu istirahat di kasur masing masing.
“ta aku tadi diliatin sama kaka kamar sebelah, pengen pindah aja aku nggak betah”ucapnya dangan nada melas sambil duduk di lantai.
“biarin aja nay nanti juga capek sendiri, aku juga nggak tau salah mu apa”jawabku sambil menatap nayla
“iya juga sih, tetep aja pengen pindah”ucapnya lagi
“ya udah kalo gitu kita Tanya ke kaka nya apa salahmu gimana?”tanyaku pada nayla
“nggak ah nggak usah, udah deh nggak usah dibahas”jawabnya lagi.kami pun sibuk dengan pikiran masing- masing dan kamar bertembok warna biru ini pun menjadi hening.kami melakukan aktifitas seperti hari biasa dan langit pun mulai berganti warna
Malam selasa ini biasannya aktifitas kami tidak begitu padat seperti hari biasannya. aku dan nayla duduk di balkon kamar sambil melihat langit gelap yang ditaburi bintang.
“nay ayok ikut aku”. Ajakku kepada nayla yang masih menatap langit mala mini.
“kemana?” ke kamar tetangga sebelah.
“ngapain?”Tanya nya dengan nada heran.
“udah ayo ikut aja kamu berani kan?”Tanyaku kepadanya
“nanti kalo aku diapa- apain gimana?”tanyanya kepadaku. Aku pun hanya diam dan menarik tangan nayla menuju kamar sebelah.kami tiba di depan pintu
“Assalamualaikum, ka”salam ku kepada para penghuni kamar
“waalaikumusalam. silakan masuk dulu”.jawab seseorang yang sedang tidak melakukan aktifitas apapun.
“iya kak” jawabku sambil tetap memegang tangan nayla. Aku pun langsung masuk dan duduk di lantai kamar.
“ini ada urusan apa ya?”Tanya nya kepadaku.
“itu kak mau Tanya, kenapa sih teman teman kaka suka ngeliatin sinis ke nayla. Nayla nya kan jadi takut ka”tanyaku kepada kak lili.
“oalah, santai aja Rissa sama Nesya mereka kayak gitu soalnya nayla mirip banget sama orang yang mereka berdua nggak sukai”jawab ka lili sambil tersenyum kearah kami.
“oalah kirain nayla salah apa kak ,terus ka rissa sama ka nesya sekarang dimana?”jawabku dengan heran dan nayla yang disampingku pun tetap diam dari tadi.
“mereka keluar lagi ke kantin, ya udah ya maafin teman- temanku ya nay nanti aku bilangin mereka ”pintanya dengan ikhlas”
“iya ka aku maafin”jawab nayla yang ahirnya bersuara
“ya udah ya kak aku kembali ke kamar sama nayla”izin ku kepada ka lili sambil berdiri
“iya ta, sering - sering main kesini lagi jangan takut kita nggak jahat kok” pintanya lagi saat aku dan nayla sudah hampir menuju pintu kamar ini.
“iya kak siap”jawabku
Tak terasa 3 tahun pun kami lewati bersama. Kali ini seperti biasa aku sedang duduk berdua bersama nayla di balkon depan kamar kami di temani semilir angin bulan April dan gemerlap cahaya bintang sambil berbincang menginggat banyak hal yang telah kami lalui bersama selama ini, sekaligus malam ini adalah malam terahir ku berada disini Besok aku akan pulang ke rumah dan melanjutkan pendidikan disana sedangkan nayla memutuskan untuk tetap berada disini mengabdi pada Asrama.
“nay inget nggak dulu kamu nggak suka banget ada disini sampek mau pindah” tanyaku pada nayla.
“iya ya inget aku nggak nyangka waktu udah jalan secepet ini”jawabnya
“sekarang kamu malah mau lanjut disini terus temanmu tambah banyak lagi aku senang melihatnya” ungkapku pada nayla yang duduk disampingku
“iya aku nggak nyangka bisa kayak gini, makasih ya ta udah mau bantu aku selama ini” ucapnya dengan tulus.
“iya sama sama kan itu fungsinya sahabat”jawabku sambil menikmati angina malam
“udah ta ayok kedalam udah malam nih”ajaknya .
“kamu duluan aja nay aku masih mau disini”jawabku pada nayla dia pun langsung masuk kedalam kamar dan aku masih disini di temani semilir angina malam dan gemerlap taburan bintang dilangit.
Oleh: Kamila Zahin Shabirina
Komentar
Posting Komentar